Sabtu, 07 Maret 2015

Tips Meraih Profit Investasi Saham Menurut Soeratman Doerachman "Investor senior" Indonesia

Dalam mencari keuntungan dalam berbinis ada alternatif yang sangat bagus dan menjanjikan adalah berinvestasi di saham melalui peruahaan sekuritas yang terpercaya. Apakah saham itu mempunyai potensi selalu profit terus? Jawabnya semua tergantung rejeki kita masing-masing. Dan kita hanya bisa berusaha dengan cara memaksimalkan profit/laba dan meminimalkan kerugian/loss.
Berikut ini adalah tips cara meraih profit dalam investasi saham menurut Soeratman Doerachman seorang "Investor senior" asal Indonesia yang di kutip dari detik finance.

Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang mampu memberikan return atau imbal hasil yang tinggi bagi investor. Tapi risiko investasi saham juga cukup tinggi.
Salah mengambil langkah, investor bisa rugi besar karena keliru menempatkan modalnya di saham yang tepat. Lantas bagaimana investor pemula bisa berhasil di dalam investasi saham?

Investor senior, Soeratman Doerachman yang akrab dikenal Eyang Ratman, berbagi tips sukses bagi investor pemula. Mantan Komisaris Indonesia AirAsia ini menyebut investor pemula sebaiknya membeli saham-saham unggulan seperti terangkum dalam LQ45.
Alasannya saham unggulan tidak mudah 'digoreng-goreng' sehingga pergerakannya relatif stabil dan aktif.

"Jangan istilah tergiur saham murah karena mudah digoreng atau dipermainkan. Sekarang masalahnya punya uang Rp 10 juta sampai Rp 20 juta masuk saham bagus. Meski punya Rp 10 juta nggak apa-apa beli 1-2 saham," kata Suratman saat acara diskusi investasi J-Club, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Sabtu tanggal 7-3-2015.
Lanjut Suratman, investor saham pemula sebaiknya belajar tentang jual beli saham tanpa memanfaatkan uang. Artinya investor pemula bisa memanfaatkan media paper trading.

"Belajar dulu, pakai papar trading, dengan pura-pura punya uang belajar jual beli. Nggak pakai uang beneran, jeleknya nggak pakai uang beneran, kita berani saja," ujarnya,
Pria berusia 73 tahun ini menyebut pengusaha pemula harus berpikir jangka panjang. Saat awal investasi, investor pemula harus berani rugi. Hal ini nantinya bisa dipakai sebagai proses pembelajaran.

"Trading 1-2 tahun pertama rugi. Itu dianggap uang belajar. Tahun ketiga sama dengan deposito. Tahun keempat mulai dapat hasil di atas deposito. Tahun kelima dan keenam sama atau di atas IHSG dan tahun ketujuh bisa kalahkan reksa dana," ujarnya.
Ia mengatakan, bisa saja investor pemula meraih untung jangka pendek. Ia menyarankan investor bisa membidik saham yang memiliki pergerakan fluktuatif.
"Dia bisa beli pagi jual sore, kemudian beli 1 hari untuk ditahan atau one day trading, kemudian swing trading yakni 1-2 minggu ditahan," sebutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar