Sabtu, 07 Maret 2015

Alternatif Sektor Saham Terbaik Pilihan 2015 Yang Berpotensi Punya prospek Bagus Untuk Investasi?

Ditahun 2015 ini ada banyak pilihan tentang investasi sektor saham yang terbaik untuk pilihan kita. Apa alasannya? Berikut ini adalah penjelasannya yang dikutip dari detik finance:
Pasar cenderung menguat didorong oleh neraca perdagangan yang lebih baik dari ekspektasi dan juga kepercayaan investor akan langkah-langkah pemerintah Indonesia dalam mewujudkan kestabilan ekonomi.

Trade Balance/neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 23 juta jauh lebih baik daripada ekspekstasi yaitu defisit US$ 61 juta. Membaiknya neraca perdagangan juga akan berdampak positif bagi nilai tukar rupiah.

Inflasi Indonesia November +6,23% year on year lebih tinggi dari ekspektasi +6,1% didorong oleh kenaikan harga dan transportasi setelah kenaikan BBM.

Sektor perbankan, konstruksi, properti, infrastruktur berpotensi uptrend di tahun mendatang, terkait fokus pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan kelautan.

Mengapa sektor perbankan? Semua proyek infrastruktur dan kelautan membutuhkan pendanaan yang diberikan terutama oleh bank-bank plat merah seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Mengapa sektor konstruksi? Setiap pembangunan membutuhkan kontraktor dan sudah pasti sektor konstruksi akan berperan besar dalam hal ini.Demikian pula sektor infrastruktur, industri semen dan bangunan.

Tak ketinggalan pula sektor telekomunikasi, terkait pengadaan fiber optic pada 46 pelabuhan yang rencananya akan dibangun dalam 5 tahun ini, belum lagi proyek-proyek infrastruktur lainnya.

Semoga mencerahkan & salam profit!

Tips Meraih Profit Investasi Saham Menurut Soeratman Doerachman "Investor senior" Indonesia

Dalam mencari keuntungan dalam berbinis ada alternatif yang sangat bagus dan menjanjikan adalah berinvestasi di saham melalui peruahaan sekuritas yang terpercaya. Apakah saham itu mempunyai potensi selalu profit terus? Jawabnya semua tergantung rejeki kita masing-masing. Dan kita hanya bisa berusaha dengan cara memaksimalkan profit/laba dan meminimalkan kerugian/loss.
Berikut ini adalah tips cara meraih profit dalam investasi saham menurut Soeratman Doerachman seorang "Investor senior" asal Indonesia yang di kutip dari detik finance.

Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang mampu memberikan return atau imbal hasil yang tinggi bagi investor. Tapi risiko investasi saham juga cukup tinggi.
Salah mengambil langkah, investor bisa rugi besar karena keliru menempatkan modalnya di saham yang tepat. Lantas bagaimana investor pemula bisa berhasil di dalam investasi saham?

Investor senior, Soeratman Doerachman yang akrab dikenal Eyang Ratman, berbagi tips sukses bagi investor pemula. Mantan Komisaris Indonesia AirAsia ini menyebut investor pemula sebaiknya membeli saham-saham unggulan seperti terangkum dalam LQ45.
Alasannya saham unggulan tidak mudah 'digoreng-goreng' sehingga pergerakannya relatif stabil dan aktif.

"Jangan istilah tergiur saham murah karena mudah digoreng atau dipermainkan. Sekarang masalahnya punya uang Rp 10 juta sampai Rp 20 juta masuk saham bagus. Meski punya Rp 10 juta nggak apa-apa beli 1-2 saham," kata Suratman saat acara diskusi investasi J-Club, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Sabtu tanggal 7-3-2015.
Lanjut Suratman, investor saham pemula sebaiknya belajar tentang jual beli saham tanpa memanfaatkan uang. Artinya investor pemula bisa memanfaatkan media paper trading.

"Belajar dulu, pakai papar trading, dengan pura-pura punya uang belajar jual beli. Nggak pakai uang beneran, jeleknya nggak pakai uang beneran, kita berani saja," ujarnya,
Pria berusia 73 tahun ini menyebut pengusaha pemula harus berpikir jangka panjang. Saat awal investasi, investor pemula harus berani rugi. Hal ini nantinya bisa dipakai sebagai proses pembelajaran.

"Trading 1-2 tahun pertama rugi. Itu dianggap uang belajar. Tahun ketiga sama dengan deposito. Tahun keempat mulai dapat hasil di atas deposito. Tahun kelima dan keenam sama atau di atas IHSG dan tahun ketujuh bisa kalahkan reksa dana," ujarnya.
Ia mengatakan, bisa saja investor pemula meraih untung jangka pendek. Ia menyarankan investor bisa membidik saham yang memiliki pergerakan fluktuatif.
"Dia bisa beli pagi jual sore, kemudian beli 1 hari untuk ditahan atau one day trading, kemudian swing trading yakni 1-2 minggu ditahan," sebutnya.